Selasa, 08 Desember 2015

Traktor orong-orong memudahkan petani asparagus

Traktor orong orong mrupakan traktor kecil yg mudah untuk dioprasikan dan dipindahkan. Dengan harga yg relatif nurah mulai 6 jt sampai 10 juta traktor ini dapat membantu mengerjakan pengolahan tanah. Bahkan dengan sedikit midifikasi pada bagian rotari traktor kecil ini dapat digunakan untuk membumbun seperti pada budidaya tanaman asparagus yg rutin memerlukan pembumbunan.
Caranya adalag kita tinggal menyediakan gang seukuran traktor orong orong sehingga traktor dapat masuk ke dalam gang. Bayangkan jika kita menggunakan tenaga kerja dimana asparagus harus dibumbun setiap hari untuk memperoleh asparagus yg baik. Berapa tenaga kerja yg akan dibutuhkan.
Ayo para pemuda gunakan kreatifitasmu dan imajinasimu saatnya semangat kembali mebjadi petani.
#majupemudataniku
Lahan yg ada pada video milik pemuda tani IGede febriana ketua kelompok pemuda tani Yowana Farm. Br bukian ds plaga kec. Petang Badung Bali.

Selasa, 01 Desember 2015

MENJADI PETANI DI DESA (Sebuah Inspirasi Bagi Para Pemuda)

Kali ini saya ingin bercerita tentang pandangan saya menjadi seorang petani di desa. Hal ini selalu mengispirasi saya dan selalu menjadi cerita saya di kelas untuk memotifasi anak-anak muda khususnya anak muda SMK Pertanian untuk bersemangat menjadi seorang petani.
Memang sering kali anak-anak muda lulusan SMK lebih cenderung ingin bekerja di kota. Apalagi untuk di daerah Bali geliat pariwisata seakan membius para pemuda untuk ikut terjun di dalam hingar bingar dunia pariwisata tersebut. Entah memang dianggap menjanjikan atau sekedar mengikuti tren. Seolah jika sudah bergelut di dunia pariwisata pemuda itu merasa pasti akan cepat kaya. Saya bukan tidak setuju akan hal tersebut namun perlu dipikirkan lebih lanjut apa iya semua para pemuda harus ke kota untuk bekerja di toko, restoran dan fasilitas pariwisata lainnya untuk menjadi kaya ataupun sukses. Jika semua pemuda ke kota siapa yang akan membangun desa mereka, terutama desa-desa yang memiliki potensi di bidang pertanian. Bukankah pariwisata itu ada dan hidup akibat kegiatan dan budaya masyarakat di desa yang sebagian besar budaya tersebut merupakan budaya di bidang pertanian.
Saya ada pengalaman dari seorang teman yang ingin saya bagi. Teman saya bernama I Wayan Kariasa (Pak Citra), teman saya dulu bekerja di Kuta, Bali menjadi pelayan restoran namun setelah beberapa tahun sekitar 10 tahun teman saya berhenti bekerja di kuta dan kembali ke desa untuk menjadi seorang petani. Pada masa-masa awal pak citra tinggal di desa memang sulit mencari peluang untuk mendapatkan uang, seakan di desa tidak ada peluang. Namun dengan tekad yang kuat dan mencoba mencari informasi melalui rekan-rekan maupun internet akhirnya pak citra mendapat ide untuk membuat kelompok tani  di bidang padi organik. Singkat cerita saat ini kelompok taninya telah sukses (kelompok tani padang jerak) dan pak citra pun sudah dapat menyisihkan uangnya untuk sekedar membuat rumah, membeli sepeda motor dan menyekolahkan anak-anaknya. Dimana ia mengaku sangat berbeda jauh saat dia bekerja di restoran dengan penghasilan UMP (Upah Minimum Propinsi), untuk bayar kos dan makan saja sudah kurang jangankan untuk menyisihkan uang untuk di tabung, karena hidup di Kuta Bali semua pasti serba mahal.
Pak citra bercerita bagaimana dia dapat hidup layak menjadi seorang petani di desa. menurut pak citra jika ingin sukses hidup menjadi petani di desa menjadilah petani seperti orang desa, jangan menjadi petani di desa dengan sifat orang kota. Maksudnya, jika orang di desa wajib memelihara Sapi kambing atau babi kita juga harus memelihara hewan tersebut. Anggap sebagai refreshing dan olahraga saat mencari rumput maupun pakan ternak. Ternak tersebut dapat dijual sebagai tabungan masa depan seperti saat anak mulai mencari sekolah dari SD ke SMP atau dari SMP ke SMA yang membutuhkan biaya tinggi. Atau saat anak SMA membutuhkan sepeda motor, maklum di Bali sepeda motor menjadi wajib (ibarat tanpa motor hidup di bali tanpa kaki). Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan dan uang saku anak itu diperoleh dari deres tuak (sadap nira), sehari dengan memiliki sekitar belasan pohon kelapa uang yang didapat setiap hari mencapai 50-100 ribu tergantung musim. Apa lagi untuk sayur mayur tidak usah membeli kata pak citra, cukup petik di kebun (Sayur sawi, kangkung, jepang, paku dll) alami dan pasti organik katanya. Sedangkan untuk kebutuhan yang sangat besar seperti membangun dan kebutuhan tak terduga yang memerlukan uang dalam jumlah yang besar dilakukan dengan mengharapkan hasil panen padi organik, dimana dengan luasan 35 are yang dimiliki (meski tidak luas) mampu mendapatkan hasil RP 10.500.000 per 4 bulan (asumsi hasil gabah 6 ton / ha dan harga gabah organik Rp. 5000/kg). Bayangkan perbedaanya jika bekerja di kota dengan penghasilan Rp.1.800.000 per bulan tentu hidup di desa lebih menjanjikan. Selain itu bukan uang yang saya ingin tekankan di sini namun ada banyak hal lain yang baik yang ada di desa. Seperti jika hidup di desa paling tidak tidur kita nyenyak karena paling tidak untuk makan esok hari sudah pasti dapat terpenuhi. Bandingkan dengan hidup di kota dengan uang yang pas-pasan dan semua serba beli (seperti sayur buah dan beras) untuk dimakan esok hari saja itu belum tentu ada dan kadang harus pinjam teman satu kantor. Selain itu menjadi petani di desa itu nyaman dan tentram, tidak ada yang mengatur dan membentak seperti menjadi penjaga toko di kota. Petani adalah raja dan bos bagi lahannya sendiri karena sejatinya petani itu adalah #Etrepreneur alami. Jika menjadi penjaga restoran maupun sekedar penjaga toko semakin tua, kita akan semakin tidak diperlukan karena sudah tidak menarik lagi, Sedangkan menjadi petani (wiraswasta) semakin tua semakin banyak pengalaman yang dimiliki pasti akan semakin sukses. Seperti teman saya yang sekarang sudah menjadi ketua Kelompok tani, Ketua Gapoktan, Sekretaris KTNA Kabupaten dan menjadi petani berprestasi tingkat Kabupaten dan Propinsi yang membuat teman saya tersebut sudah pernah ke banyak kota di Indonesia untuk menghadiri PENAS (Pekan Nasional Petani) maupun pertemuan petani yang lainnya. Dimana hal tersebut sangat susah didapat oleh penjaga toko atau penjaga restoran di kota, (meski tetap ada peluang untuk  dikirim ke luar kota  menghadiri meeting bisnis). Karena meeting tentu saja milik para bos bukanlah milik para bawahan.
Apalagi di jaman sekarang ini dimana pertanian sudah sangat diperhatikan oleh pemerintah. Untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah sangatlah mudah dan sangat difasilitasi, Kuncinya adalah jadilah petani yang melek dunia, banyak teman, banyak info dan rajin mencari informasi.

Mungkin itu saja yang saya ceritakan kali ini, saya sering menceritakan kisah ini di kelas dengan anak didik saya , Namun kali ini saya mencoba menulisnya sebagai kenang-kenangan karena takut ide ini hilang tanpa jejak.

Cerita saya ini bukan bertujuan untuk menjelek-jelekan sesuatu atau pekerjaan sesuatu, tapi saya ingin menceritakan dari sudut pandang positif. Bahwa menjadi seorang petani di desa itu juga baik memiliki peluang untuk sukses yang sama dengan merantau ke kota, Apalagi khusus untuk pemuda lulusan SMK Pertanian dengan bekal yang sangat cukup untuk menjadi petani yang profesional, petani yang memiliki banyak ilmu dan banyak relasi. Bayangkan kalian para pemuda tamatan SMK itu adalah pak citra, Pak citra yang bingung mencari info saat ingin berbuat apa di desa tentu saja kalian tamatan SMK pertanian sudah tau harus berbuat apa, Kalian tahu tren kalian paham teknik budidaya yang baik, kalian tahu cara pemasaran yang baik, kalian memiliki relasi berupa sahabat, rekan alumni, guru yang hebat dan pihak suasta lain yang kalian kenal saat mengikuti magang, lomba-lomba di sekolah dan kegiatan sekolah lainnya.
Come on !!!! dengan sedikit kreatifitas dan semangat dan juga daya juang yang tinggi saya yakin kalian bisa menjadi petani yang sukses di desa dan bisa membangun desa kalian masing-masing.

Semangat para pemuda taniku banggalah kalian menjadi seorang petani!!!!



Pak Cita Saat Menjadi mentor melatih petani di daerah Tabanan untuk mengemas buah labu siam yang baik


Siswa SMK Pertanian mengikuti lomba kompetensi siswa tingkat propinsi dengan tema 
"pengujian mutu benih" 

Minggu, 29 November 2015

Membuat Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Saat ini saya akan coba mem posting artikel tentang Proposal PTK yang saya peroleh pada saat diklat KTI online PPPPTK Bandung yang diselenggarakan di SMK N 1 Kuta Selatan, Kab. Badung, Bali, dengan pemateri Totok Triwibowo. Karena proposal merupakan langkah awal dalam menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas. Semoga dengan materi ini semoga kita para guru dapat memcoba memulai membuat PTK. yang penting sudah mencoba membuat daripada hanya berangan-angan akan membuat. Membuat walau sederhana akan dapat menjadi PTK daripada hanya dibanyangkan dan di angan angankan.

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1.     Pengantar Materi
Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan PTK. Proposal PTK dapat membantu memberi arah dan gambaran pada peneliti tentang apa yang akan dilakukan. Disamping itu proposal bisa membantu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian berlangsung.

Melalui kegiatan belajar 2 ini, anda diharapkan dapat menyusun sebuah proposal penelitian tindakan kelas yang bermanfaat buat sekolah, terutama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan anda lakukan sendiri.
a)   Pengertian Proposal Penelitian
Langkah awal sebelum melaksanakan PTK adalah membuat proposal. Proposal penelitian atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian. Proposal penelitian  adalah suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Dengan kata lain, proposal PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan dilakukan peneliti (guru) untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas pembelajaran, dalam rangka meningkatkan kualitas dari proses maupun hasil pembelajaran itu sendiri.

Proposal PTK penelitian berkaitan dengan pernyataan atas nilai penting dari suatu penelitian. Membuat proposal PTK bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian.

Mengingat proposal merupakan rencana langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan PTK, maka bila proposal ini salah akan berdampak salah pula pada pelaksanaan penelitiannya. Oleh karena itu, proposal harus dibuat dengan benar jika ingin pelaksanaan penelitiannya benar. Jika PTK  dilakukan melalui proses bimbingan, pembimbing tidak akan mengizinkan peneliti mengambil data di lapangan sebelum proposal itu disetujui. Jika PTK itu didanai sponsor, maka sponsor itu belum akan mencairkan dananya selama proposal penelitiannya belum benar. Untuk itu proposal PTK harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti.
a)   Sistematika Proposal
Sistematika proposal PTK mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
Judul Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.    Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penelitian
D.    Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.    ......................
B.    .......................
( Berisikan teori-teori dan hasil penelitian yang relevan untuk menyelesaikan masalah dan sebagai dasar melakukan tindakan )
BAB III METODA PENELITIAN
A.    Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian
B.    Prosedur Penelitian
C.     Teknik Pengumpulan Data
D.    Teknik Analisis Data
E.     Tim Peneliti
F.     Rancangan Biaya Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Berikut ini adalah penjelasan tentang isi sistimatika proposal PTK :
JUDUL PENELITIAN
Judul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah serta nilai manfaatnya. Formulasi judul dibuat sedemikian rupa agar menampilkan wujud PTK bukan penelitian pada umumnya. Judul PTK minimal berisi informasi tentang: (1) apa yang mau ditingkatkan ?; (2)  menggunakan tindakan apa ?; (3) siapa yang akan ditingkatkan ?.

Berikut contoh judul PTK dalam pendidikan dasar:
(1)            Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI melalui pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPS (dapat dituliskan topik bahasan dan juga mata pelajarannya) di SD Negeri Banjarsari, Bandung.
(2)            Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untukmeningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran Fisika Kelas VII di SMP XXX.
(3)            Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran Geografi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep tentang Perpindahan Penduduk di SMP Negeri 01 Bandung.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu dalam latar belakang masalah, peneliti menceritakan apa yang menjadi permasalahan dan hal-hal yang melatar belakanginya. Peneliti dalam latar belakang masalah ini seolah-olah sebagai seorang mata-mata yang sedang mengamati penyelenggaraan pembelajaran di kelas tempat terjadinya perkara.

Masalah yang dipilih atau yang baik untuk dijadikan dasar penelitian adalah :
(1)  Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah.
(2)  Masalah tersebut di bawah kewenangan guru untuk memecahkannya.
(3)  Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan bermanfaat buat sekolah dan mendesak untuk dipecahkan.
(4)  Praktis (mudah dan ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya) dalam pelaksanaannya.

Untuk itu, dalam uraian  latar belakang masalah perlu memperhatikan dan memaparkan hal-hal berikut:
(1)  Kondisi ideal atau kondisi yang diharapkan dari penyelenggaran pembelajaran, terutama dikaitkan dengan permasalahan yang dijadikan penelitian.
(2)  Penjelasan terhadap hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.
(3)  Untuk memunculkan alasan-alasan kenapa memilih judul atau masalah tersebut peneliti dapat mengacu pada peraturan perundangan atau ketentuan lain tentang sekolah atau lebih spesifik tentang penyelenggaraan pembelajaran, yang dalam implementasinya belum efektif dilakukan.
(4)  Perkiraan tindakan untuk mengatasi kesenjangan/mengatasi masalah/memperbaiki kondisi yang ada
(5)  Ada baiknya latar belakang ditutup dengan kalimat kunci yang menekankan pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti dan dampaknya jika penlitian tersebut ditunda-tunda.

B. Rumusan Masalah
Pada bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang rumusan masalah, dan cara pemecahan masalah.

Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian. Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian tentang apa saja yang perlu dijawab  atau dicarikan jalan pemecahannya. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengemukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diperkirakan sebagai hasil/dampak dari penerapan tindakan yang dimaksud. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik bukan saja membantu memusatkan pikiran, tetapi juga sekaligus mengarahkan cara berpikir peneliti. Dalam perumusan masalah juga dapat diuraikan atau dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan PTK, jika diperlukan. Berikut ini dapat dilihat contoh sebuah rumusan masalah:
(1) Apakah dengan pembelajaran model Problem Based Learning dapatmeningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran Fisika Kelas VII di SMP XXX ?
(2)  Bagaimana langkah-langkah penerapan model Problem Based Learningyang efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswapada mata pelajaran Fisika Kelas VII di SMP XXX ?

Pemecahan Masalah, merupakan  uraian tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Cara atau langkah-langkah pemecahan masalah diuraikan berdasarkan akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan yang jelas dan terarah. Alternatif pemecahan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan PTK merupakan pernyataan tentang perubahan yang diharapkan dari hasil kegiatan penelitian, untuk itu perlu dirumuskan secara jelas. Perumusan tujuan harus konsisten atau sejalan dengan hakikat permasalahan yang telah dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan lain sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi pembelajaran bukanlah merupakan rumusan tujuan PTK. Termasuk juga pengembangan ilmu, bukanlah prioritas dalam menetapkan tujuan PTK. Selanjutnya perlu juga diperhatikan ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.

Sejalan dengan contoh rumusan permasalahan yang telah disampaikan di atas, berikut ini adalah contoh dari    tujuan penelitian :
(1)  Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah pada mata pelajaran Fisika Kelas VII di SMP XXX melalui penerapan  pembelajaran model Problem Based Learning.
(2)  Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan model Problem Based Learning yang efektirangka dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran Fisika Kelas VII di SMP XXX ?

Di samping tujuan PTK di atas, juga perlu diuraikan dalam  bentuk manfaat dari penelitian. Dalam hal ini, perlu dipaparkan secara spesifik tentang manfaat yang dapat diperoleh, misalnya bagi siswa, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan-rekan guru lainnya serta bagi dosen LPTK sebagai pendidik guru.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bagian ini berisikan uraian tentang konsep atau prinsip secara teori yang terkait dengan masalah/tindakan yang diteliti, dan dijadikan sebagai dasar dalam pemecahan masalah. Jadi pada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Dengan kata lain, pada bagian ini peneliti dapat menuliskan berbagai teori berdasarkan kajian kepustakaan yang berkaitan dengan masalah dan tindakan yang diambil. Dalam bagian ini juga dapat diuraikan  kajian pustaka, yang berasal dari pengalaman/hasil penelitian PTK sendiri yang relevan maupun dari pengalaman pelaku-pelaku PTK lainnya. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian.
Sebagai contoh, akan dilakukan PTK yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan:
(1) Bagaimana teori pembelajaran kontekstual, siapa saja tokoh-tokoh dibelakangnya, bagaimana sejarahnya, apa yang spesifik dari teori tersebut, persyaratannya, dll.
(2) Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut pada pembelajaran, strategi pembelajarannya, skenario pelaksanaannya, dll.
(3) Bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai.
(4) Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan dalam penelitian. Hipotesis tindakan adalah merupakan jawaban sementara terhadap hasil tindakan yang diambil untuk memecahkan permasalahan. Beberapa ahli menyebutkan bahwa terdapat dua variabel pada hipotesis dalam penelitian tindakan kelas, yaitu variabel tindakan dan variabel masalah. Secara sederhana hipotesis tindakan itu adalah merupakan gabungan dari masalah nyata di kelas dan tindakan yang diambil sebagai pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh berikut ini adalah bentuk rumusan dari hipotesis tindakan, yaitu “Penerapan pembelajaran model Problem Based Learningmampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran Fisika Kelas VII di SMP XXX”.

BAB III METODA PENELITIAN
Pada bagian ini diuraikan secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian yang akan dilakukan. Minimal memuat informasi tentang hal-hal berikut ini :
(1)      Subjek, lokasi dan waktu penelitian. Pada bagian ini disebutkan atau diuraikan hal-hal berikut ini :
·     karakteristik dari subjek/sasarana penelitian (misal dalam hal ini subjeknya siswa), seperti jumlah siswa di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan, tingkat kemampuan dan lain sebagainya.
·        dimana lokasi/tempat dilaksanakan penelitian, dan
·        kegiatan berikut jadual pelaksanaan penelitian. Berikut ini dapat dilihat contoh kegiatan dan jadual penelitian.

Jadual PTK
No.
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
1
Membuat proposal
01 sd 30 Januari 2015
2
Menyeminarkan proposal
01 sd 07 Februari 2015
3
Merevisi proposal
08 sd 15 Februari 2015
4
Melaksanakan penelitian
16 sd 16 Mei 2015
5
Menyusun draft laporan
17 sd 31 Mei 2015
6
Menyeminarkan hasil penelitian
01 sd 31 Juni 2015
7
Menyusun laporan akhir
08 sd 15 Juni 2015


(2)      Prosedur Penelitian. Berisikan uraian tentang langkah-langkah penelitian, mulai dari persiapan sampai penyajian laporan. Secara garis besar bagian ini bisa memuat informasi tentang :
(a)         Persiapan penelitian: mulai dari kajian masalah, studi kepustakaan, penyiapan instrumen, sarana tindakan dll.
(b)    Pelaksanaan penelitian: berisikan gambaran umum tentang siklus penelitian yang akan dilakukan
(c)          Indikator keberhasilan tindakan penelitian
(d)         Penyusunan laporan penelitian
(e)          Penyajian laporan penelitian
(3) Teknik Pengumpulan Data. Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurang berhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Teknik pengumpulan data yang lazim dilakukan dalam PTK adalah metode observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan tes. Khusus untuk observasi atau pengamatan jangan diartikan sebagai suatu aktivitas  yang sempit sekedar pengamatan menggunakan indera mata. Akan tetapi bisa diartikan sebagai kegiatan pemusatan perhatian pada suatu objek menggunakan seluruh alat indera, seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Untuk keperluan ini peneliti juga perlu merancang instrumen untuk tahap pengamatan.
(4)    Teknik Analisis Data. Pada bagian ini di uraikan bagaimana data itu dianalisis, mulai dari cara mentabulasi, mengolah dan menyimpulkan data yang diperoleh dari hasil tindakan yang dilakukan.
(5)   Tim peneliti dan tugasnya, pada bagian ini hendaknya dicantumakan nama-nama anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim peneliti serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.
(6)   Rencana anggaran, meliputi kebutuhan dukungan financial untuk tahap persiapan pelaksanan penelitian, dan pelaporan.

LAMPIRAN (Lain-lain yang dianggap perlu seperti rancangan materi dan pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta alat pengumpulan data).

Semoga dengan artikel ini kita sudah mulai ingin menggerakkan tangan kita untuk mencoba menulis, meski hanya sebatas proposal. 
selamat mencoba!!