A.
Pendahuluan
Tanah pertanian yang
kurang subur mengakibatkan tanaman kurang sehat. Selain itu, dapat menyebabkan
pertubuhan tanaman terhambat. Tanah yang memakai pupuk kimia yang berlebihan
dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Hal ini disebabkan oleh kandungan
magnesium dan kalsium yang berlebihan dalam tanah. Kandungan tersebut membuat
kondisi pH tanah menjadi terlalu basa (http://himatan.ilmutanah.unpad.ac.id).
Sistem pertanian yang dikembangkan
dewasa ini dituntut mampu bertahan untuk masa depan. Tuntutan ini terutama ditujukan
dalam mengelola sumber daya alam sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Selain itu, diharapkan pula adanya konservasi sumber daya alam. Dalam waktu
yang bersamaan, diupayakan pula agar kualitas
lingkungan dapat ditingkatkan dan dipertahankan.
Penggunaan pupuk kimia secara
terus menerus dapat mengakibatkan mengerasnya tanah. Selain itu tanah akan kehilangan
porositnya. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk meningkatkan kadar asam dalam
tanah, asam klorida, dan asam sulfat dalam tanah melarutkan remah-remah tanah
yang kaya akan mineral dan masih ada sisa zat kimia yang akan tertinggal di
tanah ( https://new.litbang.pertanian.go.id/).
Zat kimia inilah yang nantinya dapat mengikat tanah dan membuatnya menjadi
lengket. Dengan sendirinya, tanah tidak lagi gembur, efeknya tanah tidak
menjadi keras tetapi juga masam. Kondisi
ini bisa mengurangi atau menghilangkan beberapa unsur hara yang tersedia untuk
tanaman dan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh.
Untuk mengurangi
penggunaan pupuk kimia pada pertanian bisa menggunakan biochar/arang dalam
pembaikkan tanah pada pertanian. Biochar atau lebih dikenal sebagai arang tidak
terlepas dari kehidupan bangsa Indonesia. Biochar adalah bahan padat karya
karbon hasil konservasi dari limbah organik (biomas pertanian) melalui
pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas atau pyrolysis (https://fp.unila.ac.id).
Biochar digunakan
sebagai sumber energi (bahan bakar dan sumber panas). Biochar juga digunakan
untuk membakar bahan makanan, seperti sate atau ikan. Selain digunakan sebagai
bahan bakar dan sumber panas, di dalam bidang pertanian biochar atau arang
dapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah. Menurut Nurida (2015:ix), biochar
digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah, seperti struktur tanah, aerasi
tanah, keresediaan air, hara dan menurunkan kemasaman tanah. Tidak kalah
pentingnya, biochar juga dapat membantu konservasi karbon di dalam tanah karena
sifatnya yang sulit terdekomposisi sehingga mampu bertahan sampai ratusan tahun
di dalam tanah.
Lahan pertanian yang
kurang subur dan kebanyakan rusak dikarenakan terlalu banyak menggunakan pupuk
kimia. Pupuk kimia menyebabkan kemasaman tanah menjadi tinggi. Hal ini sangat
berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Penggunakan pupuk kimia secara terus menerus,
akan menimbulkan dampak negatif bagi
tanah dan lingkungan sekitar. Penggunaan
pupuk kimia sangat menguras biaya, dikarenakan pupuk kimia sekarang harganya
terus meningkat.
Jadi, sebagai solusi
untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia penulis menggunakan biochar kayu, bambu,
sekam, dan kulit kopi. Biochar ini penulis yakini dapat berfungsi untuk pembenahan
tanah dan perbaikan tanah.
B. Pembahasan
Biochar adalah bahan padat
karya karbon hasil konversi dari limbah organik (biomas pertanian) melalui
pembakaran tidak sempurna (https://fp.unila.ac.id/pemanfaatan-biochar-dalam-pertanian-dari-limbah-menjadi-berkah/).
Pembakaran tidak sempurna dilakukan dengan alat pembakaran, seperti drum bekas dan kontiki. Pembakaran juga dapat
dilakukan tanpa pirolasator. Hal ini bergantung kepada jenis bahan bakunya
sendiri. Biochar terdiri atas unsur-unsur, seperti karbon, hidrogen, belerang,
oksigen, dan nitrogen serta mineral dalam fraksi abu dan tidak terbakar pada
proses pirolisis serta tidak mengandung unsur karbon(https://ppnp.ejournal.id/agro/article/download/223/172/).
Di Indonesisa potensi penggunaan biochar sangat besar mengingat bahan bakunya seperti
sekam padi, kulit kopi, kayu, bambu, dan bahan lainnya yang sejanis banyak
tersedia. Optimalisasi penggunaan bahan kering sebagai penyedia pangan perlu
dilalui dengan upaya perbaikan dan konversi lahan agar kualitas tanah meningkat.
Komposisi tanah yang ideal mengandung 5% bahan organik. Akan tetapi nilai
tersebut sangatlah jarang ditemukan di tanah pertanian di tempat kita terutama
pada lahan kering. Kehilangan bahan organik sebagian besar karena proses
dekomposisi dan degradasi lahan. Untuk itu, diperlukan upaya untuk perbaikan tanah
(https://fp.unila.ac.id/pemanfaatan-biochar-dalam-pertanian-dari-limbah-menjadi-berkah/).
Biochar adalah arang
yang mengandung karbon yang merupakan nutrisi penting bagi sejumlah tanaman. Arang
juga bagus untuk meningkatkan kadar pH tanah. Biochar juga sebagai media untuk
menetralisasi kadar air dan mengurangi racun yang diakibatkan oleh residu pupuk
kimia dan kejadian lain pada tanah. Penambahan biochar dalam tanah dapat
meningkatkan jumlah fosfor dan kation tanah. Biochar juga lebih efektif dalam
retensi hara dan ketersediaannya bagi tanaman dibandingakan bahan organik lain
seperti kompos atau pupuk kandang.(https://www.litbang.pertanian.go.id).
Pengaplikasian biochar
ke lahan pertanian dapat meningkatkan kemampuan tanah menyimpan udara dan hara.
Biochar dapat mengurangi penguapan udara dari tanah dan menekan perkembangan penyakit
tertentu. Selain itu, biochar mampu menciptakan habitat yang baik untuk
mikrooganisme simbiotik.
Tanah juga merupakan
faktor eksternal kunci dalam petumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan
tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanahnya sehat. Kesuburan
atau kesehatan tanah perlahan-lahan akan mengalami degradasi yang akan perpengaruh
pada perkembanggan tanaman.
Dewasa ini, upaya yang
dilakukan para petani untuk membantu menyuburkan tanah dan perkembanggan
tanaman secara optimal, yaitu melalui2 penggunaan bahan kimia. Namun demikian, penggunaan
bahan kimia sangat beresiko. Mengapa demikian? Karena penggunaan bahan kimia secara terus menerus bukannya
akan menimbulkan hal positif namun akan memberikan dampak negatif. Dampak
negatif yang ditimbukan di antaranya dapat membuat tanah mengeras dan
kehilangan porositasnya. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahan kimia yang cenderung meningkatkan kadar asam dalam tanah
(https://new.litbang.pertanian.go.id/.)
Penggunaan biochar
adalah cara untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia secara terus-menerus
yang dapat mencemari lingkungan sekitar. Biochar adalah pembenah tanah yang
dapat memperbaiki kesehatan tanah secara permanen. Biochar juga dapat meningkatkan serapan unsur hara, mengurangi pencucian hara,
menambah daya tampung air dan degradasi kesehatan tanah, meningkatkan kapasitas
pertukaran kation (KTK), meningkatkan biomassa dan kelimpahan mikroorganisme
dan membantu menetralkan pH tanah. Selain itu, biochar mampu bertahan lama di
tanah (<400 tahun) karena sulit terdekomposisi. Fungsi utama biochar adalah
sebagai pembenah tanah yang mampu meningkatkan produktivitas lahan pertanian,
terutama yang telah mengalami proses degradasi, mencengah pencemaran lingkungan
dan mengurangi emisi gas rumah kaca (http://dinpertanpangan.demakkab.go.id).
Biochar dapat digunakan
secara tunggal tanpa campuran bahan lain. Biochar dapat pula diberi campuran
kompos atau kotoran hewan yang telah dikomposkan. Untuk mempercepat pemulihan
sifar-sifat tanah, sebaiknya biochar diformulasikan dengan bahan lain yang berasal
dari bahan organik. Pembuatan biochar menggunakan sisa hasil tanaman dari lahan
yang diusahakan. Biochar dapat juga disosialisasikan sebagai pertanian tanpa
limbah. Semua bahan organik yang mudah
terdekomposisi dan atau yang sukar terdekomposisi dikembalikan ke lahan
pertanian. Hal ini dimaksudkan agar daya dukung dan kesehatan lahan pertanian
dapat terpelihara selama masih diusahakan sebagai tempat budidaya tanaman.
Berdasarkan
hal tersebut, penulis melakukan pengamatan tentang pengimplementasian biochar
pada tanaman pakcoy, brokoli, sayur hijau, dan bunga kol. Pengamatan dilakukan
mulai Kamis, 17 Maret 2022 pada lahan
seluas 5 are bertempat di Br. Selantang, Desa Belok/Sidan. Dalam kegiatan di
lapangan, penulis menggunakan beberapa jenis biochar. Setiap biochar diberikan
kode tersendiri sebagai berikut.
A : Biochar kulit kopi
B : Biochar bambu
C : Biochar sekam
D : Biochar kayu
E : tanpa perlakuan (kontrol)
Berdasarkan kode di
atas, dalam pemberian perlakuan menggunakan biochar/arang kopi, kayu bekas,
sekam, bambu bekas, dan kontrol (tanpa perlakuan).
Dalam
pengamatan yang sudah dilakukan selama penanaman pengimplementasian atau
penerapan biochar dari awal panen terdapat hal-hal sebagai berikut. Penerapan
biochar pada tanaman pakcoy,tanaman pakcoy mengalami perkembangan lebih cepat,
jumlah daun pakcoy lebih banyak dan serangan hama lebih sedikit ketimbang
tanaman pakcoy tanpa perlakuan (kontrol).
Kemudian
perlakuan biochar pada tanaman sayur hijau, tanaman sayur hijau mengalami
pertumbuhan daun yang lebih lebar dan pertumbuhan tanaman sayur hijau lebih
cepat. Selanjutnya pemberlakuan biochar pada tanaman bunga kol mengalami hal
sebagai berikut. Pertumbuhan tanamanbunga kol lebih subur dibandingkan tanaman
bunga kol yang tanpa perlakuan (kontrol).
Perlakuan
biochar yang terakhir pada tanaman brokoli mengalami hal sebagai berikut. Ukuran
daun brokoli lebih lebar dan tanaman brokoli lebih tinggi dibandingkan dengan
tanaman brokoli yang tanpa diberikan perlakuan (kontrol). Hasil pengamatan dan
perlakuan selengkapnya telah disertakan dalam lampiran.
Dari hasil pengamatan
di atas dapat dinyatakan bahwa pengaruh biochar sangat signifikan terhadap
tanaman. Biochar dapat meningkatkan kualitas tanaman. Biochar juga dapat
meningkatkan kesuburan dan mampu meningkatkan produktivitas pertanian.
C.
Penutup
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa dengan mengimplementasikan biochar mampu mengurangi
penggunaan pupuk kimia. Dalam perkembangannya, biochar dapat dimanfaatkan lebih
lanjut untuk berbagai manfaat, terutama sebagai pembenah tanah. Untuk masa akan
datang, lahan kering dampaknya menjadi tumpuan bagi penyediaan pangan karena
makin tingginya laju konversi lahan sawah irigasi untuk keperluan nonpertanian.
Optimalisasi pemanfaatan lahan kering untuk budidaya tanaman pangan perlu
diawali dengan upaya rehabilitasi lahan agar tanaman dapat berproduksi optimal
dan berkelanjutan.
Sosialisasi manfaat,
ketersedian bahan baku, teknik pembuatan dan cara aplikasi biochar kepada
masyarakat petani perlu selalu dilakukan dan dilibatkan sebanyak mungkin. Ke depan
diharapkan biochar akan lebih memasyarakat dan berkembang di tingkat petani. Dengan
demikian akan terjadi peningkatan produktivitas lahan dan pendapatan petani
serta kelestarian lingkungan tetap terjaga.
.
DAFTAR PUSTAKA
Cyber
Extension. Materi Penyuluhan: Biochar
atau arang dan Manfaatnya. Rabu, 25 Agustus 2021. Diakses pada 21 Maret
2022. Diakses dari http://cybex.pertanian.go.id/artikel/98673/biochar-atau-arang-dan-manfaatnya/.
Dinas
Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak. Biochar
atau Arang dan Manfaatnya (Artikel). 30 Agustus 2021. Diakses pada 11 Maret
2022. Diakses dari http://dinpertanpangan.demakkab.go.id
Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Pemanfaatan
Biochar dalam Pertanian, dari Limbah menjadi Berkah. 4 Desember 2021.
Diakses pada 10 Mei 2022. Diakses dari https://fp.unila.ac.id.
Himatan
Faperta Unpad. 22 November 2019. Efek
Penggunaan Pupuk Berlebih. Diakses pada 20 Maret 2022. Diakses dari
http://himatan.ilmutanah.unpad.ac.id
Info
Teknologi. Pembuatan Biochar untuk
Pembenah Tanah. 02 Agustus 2021. Diakses pada 20 Mei 2022. Diakses dari https://new.litbang.pertanian.go.id/.
J.
Agroplantae, Vol. 9 No. 2 (2020) September : 82-94. Sukmawati. Bahan Organik menjanjikan dari Biochar Tongkol Jagung,
Cangkang Dn Tandan Kosong Kelapa Sawit Berdasarkan Sifat Kimia. Diakses
pada 9 Mei 2022. Diakses dari (https://ppnp.ejournal.id/agro/article/download/223/172/.
Nurida,
Neneng L., Achmad Rachman, dan S. Sutono. 2015. Biochar Pembenah
Tanah
yang Potensial.
Jakarta: IAARD Press.
(Sumber: Instagram @alfagro)