Kamis, 15 Desember 2022

BAGAIMANA HIDROPONIK DIKATAKAN RAMAH LINGKUNGAN DAN SELARAS ALAM

Konsep Dasar Hidroponik

Hidroponik berasal dari bahasa yunani hidro dan ponos. Hidro berarti air dan ponos berarti tenaga kerja, maka hidroponik diartikan sebagai berusaha dengan air atau berbudidaya dengan air. Hidroponik adalah suatu teknik budidaya tanpa menggunakan tanah (soil less), hidroponik adalah teknik budidaya yang hanya menggunakan air sebagai media tumbuh tanaman yang utama. Keunggulan teknik hidroponik adalah dapat menumbuhkan tanaman tanpa menggunakan tanah, dimana tanah menjadi sesuatu yang sulit di beberapa tempat seperti daerah perkotaan maupun daerah yang tandus dan kering



(Sumber:Instagram @Surya_Hidroponik)

Dari Pengertian di atas dapat dilihat bahwa hidroponik yang menggunakan sumber daya yang rendah. Pupuk yang diberikan tersirkulasi kembali sehingga sangat hemat penggunaan pupuk dan tidak mencemari tanah karena  pupuk tersirkulasi di sistem yang tertutup.

Penggunaan air yang rendah pada sistem hidroponik juga dapat melindungi alam dari ekploitasi sumber daya air. Seperti yang dilakukan pada sistem pertanian tanah. Pada sistem hidroponik air digunakan secara efisien. Air hanya terbuang akibat diserap tanaman, penguapan dan pencucian sistem di saat beberapa kali musim tanam. Bahkan sisa pencucian sistem hidroponik sisa nutrisi masih dapat digunakan untuk memupuk tanaman di tanah. Kegiatan pencucian ini juga dilakukan setelah beberapa kali tanam. Pada sistem hidroponik di Surya Hidroponik pencucian rata-rata dilakukan 6 bulan atau 1 tahun sekali. Tentu hal ini sangat ramah terhadap lingkungan.


Hidroponik Mengurangi Pembukaan Lahan Pertanian Baru
Kita ketahui bersama pembukaan lahan pertanian baru dengan menebang hutan yang dijadikan lahan pertanian adalah salah satu kegiatan eksploitasi alam. Sering kali petani di pesisir hutan membuka lahan pertanian baru dengan menebang hutan di wilayah mereka. 
Hidroponik mampu mengurangi dampak dari negatif ini. Hal ini dikarenakan hidroponik dapat memaksimalkan penggunaan areal yang ada. Teknik hidroponik dapat dilakukan di lahan sempit dan dilakukan secara vertikal, sehingga dengan lahan yang sama diperoleh populasi yang berlipat dibandingkan sistem budidaya tanah.



(Sumber: Instagram @Surya_Hidroponik)

Hidroponik Bisa Organik
Hidroponik yang organik mungkin masih terdengar asing di kalangan para petani. Namun hal itu bukanlah hal yang tidak mungkin. Hidroponik yang organik dapat dilakukan dengan sistem Aquaponik. Dimana nutrisi yang dibutuhkan tanaman diperoleh dari kotoran ikan yang berada dalam sistem hidroponik. Sirkulasi air yang ter filterisasi pada tandon filter menciptakan suasana aerobik dimana kotoran ikan yang masih berupa amoniak dirubah menjadi nitrat nitrit dan ion lainnya, sehingga dapat diserap oleh tanaman.
Selai itu kami juga melakukan beberapa kali penelitian dan percobaan dan berhasil menemukan teknik hidroponik yang organik. 
Nutrisi kami gunakan dari sisa-sisa buah yang difermentasi dengan modifikasi media tanam menjadi sekam bakar. Penggunaan sekam bakar mampu menciptakan tempat yang baik bagi perkembangan mikroorganisme yang mendukung pertumbuhan tanaman. Penggunaan sekam bakar juga mampu memberikan waktu untuk merubah pupuk organik yang masih dalam bentuk senyawa komplek menjadi ion yang nantinya dapat diserap tanaman. Namun kami akui perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Karena teknik ini baru berhasil pada beberapa komoditi sayur.
Dengan teknik Hidroponik yang Organik maka hidroponik dapat dikatakan ramah lingkungan dan selaras alam.

Review Hidroponik organik dapat di lihat di sini 
👇👇👇
https://youtu.be/6lVzpaJgzaY



Hidroponik Mengurangi Penggunaan Pestisida dan Herbisida

Seperti kita ketahui, pencemaran no 1 di bidang pertanian dalah penggunaan pestisida dan herbisisda. Sejak revolusi hijau di tahun 1950 penggunaan pestisida dan herbisida sangat tinggi pada lahan pertanian. Penggunaan bahan-bahan kimia ini pada awalnya memang terbukti mampu meningkatkan hasil pertanian. Tanaman budidaya tidak terserang hama dan penyakit, gulma dengan mudah dapat dikendalikan. Namun dampak jangka panjang dari penggunaan racun-racun tersebut berdampak terhadap pencemaran lingkungan, baik air, tanah, dan udara. Rusaknya lingkungan ini berdampak langsung terhadap penurunan hasil pertanian. 
Terjadinya ledakan populasi hama dan penyakit akibat dari musuh alami yang habis terbunuh akibat pestisida. Hama dan penyakin menjadi kuat dan semakin  resisten dan tidak mampu lagi dikendalikan denggan racun yang sama. Gulam menjadi resisten akibat penggunaan herbisida yang terus menerus. Dampak negatif ini baru diketahui setelah beberapa dekade (tahun 2000-an) dan menjadi perhatian serius dari semua pihak.
Pada sistem hidroponik yang menggunakan sistem tersirkulasi dengan menggunakan material yang memiliki daya tahan lama dan juga steril seperti Green House dan sistem PVC maka serangan hama dan penyakit lebih rendah dalam sistem hidrponik. Serangan yang rendah berdampak pada penggunaan pestisida dapat lebih ditekan sehingga dikatakan lebih ramah lingkungan. Selai itu Hidroponik yang hanya menggunakan air saja sebagai media tanam, kecil kemungkinan ditumbuhi gula, oleh karena itu hidroponik dapat mengurangi penggunaan herbisisida yang terbukti membunuh mikro organisme di dalam tanah. Hal ini dapat dikatakan teknik hidroponik merupakan teknik yang ramah lingkungan.




(Sumber: Instagram @Surya_Hidroponik)

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

DAPATKAN INFORMASI TERBARU SEPUTAR PERTANIAN DAN PELUANG BERKOLABORASI BERSAMA 
08126958275


Tidak ada komentar:

Posting Komentar