Senin, 21 Maret 2016

BUDIDAYA HIDROPONIK PAPRIKA "MENGUNTUNGKAN"

BUDIDAYA HIDROPONIK PAPRIKA "MENGUNTUNGKAN"



KEUNGGULAN HIDROPONIK PAPRIKA DAN MENGAPA HARUS BUDIDAYA PAPRIKA HIDROPONIK?

Pertanian hidroponik saat ini sudah menjadi tren di masyarakat. Pertanian yang dilakukan dengan media air/non tanah ini dapat menghasilkan produk yang berkualitas prima. Produk-produk hidroponik selalu dicari oleh pasar terutama di kota-kota besar dan daerah-daerah pariwisata yang merupakan pengkonsumsi produk mewah dan berkualitas ini.

Keunggulan dari buah paprika (Capsicum annuum. Var.Grossum) ini adalah selain harganya yang selalu tinggi dan banyak dicari oleh pasar, Keunggulan lainnya adalah tanaman paprika ini sangat rentan untuk dibudidayakan secara konvensional. Budidaya paprika konvensional akan terkendala dengan serangan hama dan penyakit yang sangat ganas sehingga resiko untuk dibudidayakan di tanah secara konvensional sangat tinggi. Oleh karena itu maka, paprika menjadi sangat potensi untuk dikembangkan secara hidroponik di dalam green house. Berbeda dengan komoditi lain seperti strowbery, melon, selada, dan tomat, komoditi ini masih dapat dibudidayakan di tanah secara konvensional. Hal tersebut menyebabkan harga jual produk hidroponik di green house akan tertekan saat musim panen raya dari komoditi tersebut (meskipun bukan hal mutlak). Keunggulan lain dari paprika ini adalah masa panen yang panjang dan dipanen hijau. Saat harga paprika bagus dapat segera dipanen hijau tanpa menunggu merah atau kuning, Sedangkan saat harga kurang bagus dapat ditunggu hingga merah atau kuning itu memungkinkan petani mendapat untung lebih banyak.

# Sebelum melakukan penanaman paprika pastikan green house siap terlebih dahulu. Green house paprika sebaiknya dibuat agak kuat dengan tiang utama beton atau besi yang kuat dan dibuat agak tinggi sekitar 4-5 meter. Itu dikarenakan paprika dapat tumbuh tinggi ke atas mencapai 6-7 meter tergantung dari perawatan. Green house yang dibuat kuat juga bertujuan agar saat paprika berbuat green house tidak roboh. Karena saat berbuah 1 pohon paprika dapat memiliki buah total dengan berat 2 kg. Green house juga harus dalam kondisi bersih dan steril untuk mengurangi serangan hama dan penyakit. Setelah green house siap baru kita melakukan penanaman.


Berikut Tahapan Budidaya Paprika Secara Hidroponik

1 Persiapan Bibit

Bibit (benih) paprika hidroponik tergolong mahal mencapai 3.000-5.000 per biji tergantung jenis dan merek. Oleh karena itu tahap pembibitan menjadi sangat penting untuk diketahui agar mengurangi resiko dan kerugian. Bibit yang baik akan menghasilkan tanaman yang baik pula. Bibit paprika dapat di beli di toko-toko pertanian dengan berbagai jenis merek (Athena, Sany, Spartakus, Goldflame, Calvin, Insani, Chang dll) semua bibit tersebut bagus tergantung dari perawatan kita.
Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama ± 30 menit, sambil menunggu kita bisa menyiapkan media semai yang akan digunakan.Basahi media dengan air bersih dan pastikan media basah sampai merata dan biarkan sesaat agar air siraman yang berlebihan menetes itu menunjukkan media tanam sudah jenuh dan siap digunakan.
Buat lubang kecil pada rockwool-Grodan (apabila menggunakan Rockwool) atau lubang tanam jika menggunakan tre dan sekam bakar. Letakkan benih satu persatu pada setiap lubang dengan posisi calon lembaga (titik tumbuh menghadap kebawah ± 0,5 cm dengan menggunakan pinset, setelah semua benih disemai kemudian tutup dengan plastik mulsa agar suasana lembab dan hangat sehingga benih lebih cepat berkecambah..
Benih-benih tersebut ditaruh di lemari semai (germenation chamber), selama di lemari semai suhu optimal 20-25 ÂșC dengan RH 70%-90%. Suhu dan RH dapat diatur dengan cara memasang lampu jika suhu rendah dan Jika kelembaban rendah semprotkan air ke dalam lemari semai dengan menggunakan hand sprayer.
Benih akan berkecambah dalam waktu ± 7 hari, plastik mulsa dibuka kemudian bibit dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.

Bibit dengan koteledon tumbuh sempurna, dipindahkan ke polybag 15 x 15 cm yang telah dibasahi dengan larutan nutrisi (JORO A&B Mix atau merek nutrisi lain) dengan EC. 1 mS/Cm atau 700 ppm dan pH. 5.5-6.5.Pemeliharaan dipersemaian/pembibitan meliputi penyiraman 1-2 kali sehari (tergantung cuaca, fase pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan), pengendalian hama dan penyakit selama di nursery misalnya trips, mite, leaf miner, rebah kecambah dll) dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaturan kembali jarak antar tanam agar daun tanaman tidak saling menutupi.
Bibit siap tanam ke greenhouse produksi setelah berumur ± 21 hari di polybag atau sudah berdaun ± 5 helai.

2. Persiapan Media Tanam dan Penanaman
Media tanam yang digunakan pada budidaya paprika hidroponik adalah sekam bakar. Ada banyak media tanam yang dapat digunakan yang penting bersifat steril, aerasi dan porositas baik. Jadi media tanam dapat menahan air dengan optimal (tidak basah/kering). Mengapa sekam bakar dipilih oleh sebagian besar petani paprika hidroponik, karena media ini murah, mudah didapat, mudah dibuat dan yang pasti steril dan memiliki aerasi dan porositas yang baik. Untuk skala komersil media yang murah sangat diperlukan karena dapat menekan biaya produksi. Polibag yang digunkan pada media tanam dapat berupa polibag ember (ukuran 50 cm) atau jenis polibag bantal (sleb). Untuk petani pemula sebaiknya menggunakan media polibag ember karena nutrisi yang diserap media tanam akan lebih baik dan akar dapat berkembang dengan lebih leluasa. Namun media ini memiliki kelemahan lebih mahal dibandingkan sleb karena menggunakan sekam bakar lebih banyak dan harga polibag ini lebih mahal.

polibag sleb
polibag ember












Setelah media tanam siap maka akan dilakukan penanaman. Penanaman bibit paprika sebaiknya dilakukan di sore hari sehingga tanaman muda dapat beradaptasi terlebih dahulu sebelum terrkena sinar matahari terik di dalam green house. Untuk 1 polibag dapat diisi 2 bibit paprika. Sebelum melakukan penanaman pastikan seluruh media sekam bakar telah jenuh dengan air. Pastikan juga membuat lubang pembuangan di bawah polibag yang bertujuan agar kelebihan air dapat segera keluar melalui lobang tersebut.

3. Pengairan dan Pemupukan

Budidaya paprika secara hidroponik menggunakan nutrisi jadi (A B MIX) sebagai sumber nutrisi dan air. Air yang diberikan sudah mengandung unsur hara (nutrisi) yang siap diserap oleh tanaman karena sudah berbentuk ion dalam air sehingga langsung dapat diserap oleh tanaman. Nutrisi ini juga sudah lengkap mengandung unsur hara makro dan mikro sehingga tanaman dapat menyerap dengan baik. Nutrisi pada hidroponik paprika dapat dibeli di toko-toko pertanian. Pastikan nutrisi yang anda beli merupakan nutrisi jenis syuran buah paprika. Karena berbeda komoditi akan berbeda pula kandungan nutrisi di dalamnya. Untuk pembuatan larutan stok A dan stok B biasanya sudah tertera pada label kemasan nutrisi tersebut.

Pemberian nutrisi pada paprika saat awal transplanting dapat dilakukan pemberian air 3 kali sehari tergantung cuaca jika cuaca terik dapat diberikan sampai 5 kali sehari. indikator cukup tidaknya air adalah air sudah mulai menetes pada lubang pembuangan.

Konsentrasi nutrisi yang diberikan adalah 700 ppm (1 ec) saat baru tanam. Konsentrasi dinaikkan sebesar 500 ppm setiap 2 minggu hingga tanaman siap panen konsentrasi yang digunakan mencapai 5000 ppm (5 liter/1000 liter air). Pemberian nutrisi ini tidak mutlak seperti acuan di atas pemberian nutrisi nantinya akan disesuaikan dengan sosok penampilan tanaman kondisi cuaca dan suhu air maupun suhu ruangan.

Frekuensi dan volume siram harus disesuaikan dengan kondisi cuaca, jenis dan umur tanaman, fase pertumbuhan tanaman dan jenis media yang digunakan. Cuaca mendung atau hujan (evaporasi kurang) volume dan frekuensi penyiraman dikurangi karena efek terhadap media menjadi terlalu basah sehingga akar tidak bisa tumbuh dengan baik. kondisi yang diinginkan tanaman adalah berimbang antara air, udara, pupuk dan media tanam. Sebaliknya kalau cuaca panas (evaporasi naik) fertigasi harus lebih sering dan volumenya lebih banyak.

Nilai EC (jumlah pupuk yang larut dalam air) dan nilai pH (tingkat keasaman) suatu larutan sangatlah penting sebab akan menunjukkan berapa banyak unsur hara yang tersedia  bagi tanaman. Sebab tidak ada satu situasi yang sama (beda daerah, iklim, beda media, beda varietas dll) jumlah dan frekuensi tidak bisa distandarkan /disamakan. Untuk setiap situasi dan kondisi yang berbeda harus kita cari cara  dan dosis yang optimal untuk tanaman.

Tingkat kepekatan (EC) yang diberikan untuk tanaman harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. pH didalam media yang bagus kurang lebih 5,2 sebab dengan tingkat pH tersebut semua unsur hara tersedia didalam air/media bisa diserap oleh tanaman.

Satu hal yang tak kalah penting adalah pencatatan mengenai waktu siram, volume siram, EC/pH in, EC/pH out, suhu, RH dan kondisi cuaca. Hal ini penting sebab dari data tersebut bisa membantu dalam mengambil suatu keputusan untuk merubah atau tidak sistem yang sudah berlangsung sebelumnya

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit yang utama pada budidaya paprika adalah  Thrips, mites, aphids, leaf miners,, virus, layu fusarium, layu bakteri, powdery meldew, dan bercak daun.

Pencegahan dan Pengendalian dapat dilakukan dengan cara:

Menjaga kebersihan, membuang sisa tanaman/gulma jauh dari lokasi greenhouse/masuk bak sampah dan dibakar. Sterilisasi greenhouse (gunakan lysol, formalin, dan pestisida) ini harus dilakukan setiap awal musim tanam/sebelum tanam dimulai. Memasang bak disenfeksi kaki untuk mencegah masuknya telur/larva hama dan patogen penyakit yang terbawa oleh alas kaki. Tanaman yang terserang penyakit (virus, bakteri) dimasukkan ke kantong/karung plastik lalu buang jauh dari lokasi greenhouse/dibakar.
Pengendalian hama dan penyakit juga dapat dilakukan dengan cara Biologis, dengan memanfaatkan musuh alami (predator), tapi cara ini di Indonesia masih jarang dilakukan karena belum banyak tersedia predator dataupun patogen baik yang mampu menekan hama dan penyakit tanaman paprika.Gunakan susu skim (kandungan protein minimal 35%) dengan konsentrasi 100 gram/1 liter airuntuk menghindari terjadinya penularan virus pada saat miwil (prunning). Pengendalian secara kimiawi (pestisida), dapat dilakukan dengan pemilihan jenis, konsentrasi dan volume semprot dengan tepat (Tepat waktu, Tepat Dosis konsentrasi, Tepat Sasaran). 
Untuk jenis pestisida tidak harus menggunakan pestisida yang mahal. pestisida disesuaikan dengan keadaan hama dan penyakit di tempat melakukan penanaman.

5. Panen 

Keunggulan budidaya paprika hidroponik adalah umur panen yang relatif panjang dan produk yang dapat dipertahankan kesegaranya relatif lebih lama. Beberapa tips yang dapat dilakukan adalah. 
1. Agar tanaman paprika berbuah awet dan dapat dipanen dalam jangka waktu yang panjang. Buah petama dari cabang pertama dipanen hijau jangan dibiarkan menjadi merah atau kuning. Hal tersebut akan mengurangi beban tanaman saat tanaman masih muda itu membuat tanaman akan hidup lebih lama.
2. Jika terjadi serangan penyakit yang berat, sebaiknya paprika juga di panen hijau. Karena meringankan beban dari tanaman. Setelah tanaman sehat baru paprika dipanen hingga merah atau kuning (masak fisiologis).
4. Saat melakukan panen gunakan cutter/pisau yang tajam sehingga tidak melukai pangkal tangkai buah.Jika terluka tanaman dapat stress dan pertumbuhan buah berikutnya tidak normal.

panen menggunakan pisau tajam

paprika yang terawat akan tampak sehat dan subur

paprika yang terawat baik dapat hidup hingga 2 tahun tanpa menunjukkan penurunan kualitas hasil




Semoga tulisan ini bermanfaat. Jika merasa bermanfaat dapat di like dan dibagikan

#KUNJUNGI JUGA TULISAN LAIN SEPUTAR PERTANIAN DI BLOG INI. TERIMA KASIH


Kamis, 10 Maret 2016

Karya tulis ilmiah "POCA Pupuk Organik cair Azolla Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Gumitir (Tagetes erecta. L)"

ABSTRAK
“POCA” (PUPUK ORGANIK CAIR AZOLLA) UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANAMAN GUMITIR

Persoalan pencemaran lingkungan akibat perkembangan teknologi di bidang pertanian sudah menjadi perhatian masyarakat dunia beberapa tahun dekade terakhir ini. Dampak dari revolusi hijau yang mengkehendaki hasil yang tinggi telah menyebabkan kearifan lokal dan budaya pengetahuan setempat menjadi hilang. Akibat dari penerapan teknologi modern tersebut masyarakat menjadi tergantung kepada bahan agrokimia seperti : pupuk kimia, pestisida kimia dan bahan pertanian kimia lainnya, dan meninggalkan kearifan lokal yang sebenarnya merupakan pertanian yang ramah lingkungan. 
Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dicari teknologi yang ramah lingkungan dan mendukung pertanian berkelanjutan. Salah satu solusi dari masalah tersebut adalah pertanian organik. Beberapa bahan organik dapat digunakan sebagai pupuk organik namun tidak semua menghasilkan pupuk yang berkualitas. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai sumber pembuat pupuk organik adalah tanaman azolla. Dari tanaman azolla ini akan dihasilkan POCA (pupuk organik cair azolla) yang memiliki unsur hara yang tinggi dan mampu meningkatkan hasil tanaman. Salah satu tanaman yang saat ini sedang menjadi tren adalah tanaman gumitir. Oleh karena itu penulis tertarikn untuk meneliti POCA sebagai pupuk dalam meningkatkan hasil tanaman gumitir.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan 4 perlakuan yaitu POCA, bio urin, kimia dan kontrol. Pengamatan dilakukan pada variabel tinggi tanaman, diameter bunga, jumlah bunga, berat bunga dan ketahanan simpan bunga gumitir.
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan POCA memiliki nilai tertinggi pada setiap variabel yang diamati. Pada pengamatan kualitatif variabel ketahanan simpan bunga gumitir perlakuan POCA juga menunjukkan hasil yang terbaik. Hal tersebut dikarenakan oleh POCA merupakan fermentasi dari tanaman azolla. Dimana tanaman azolla memiliki kemampuan untuk mengikat N bebas di udara. Selain itu penambahan bahan organik pada POCA juga menjadi energi bagi bakteri dekomposer, sehingga pupuk POCA menjadi berkualitas.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah tanaman azolla dapat digunakan sebagai pupuk organik cair (POCA) dan pupuk POCA ternyata mampu meningkatkan hasil tanaman gumitir.



Key word ; Pertanian organik, Pupuk Organik, Tanaman Azolla, POCA

Untuk Karya tulis lengkapnya dapat di   dowload di sini







Pertanian Organik vs Hidroponik

Saat ini dunia pertanian sangat trend membicarakan 2 teknologi di bidang pertanian yang sangat menarik. Teknologi itu adalah ORGANIK dan HIDROPONIK. Kedua teknologi tersebut sangatlah baik. Bahkan kedua teknologi itu mampu meningkatkan pendapatan petani. Bisa kita lihat di gerai-gerai supermarket yang menyediakan produk pertanian kedua produk tersebut memiliki etalase yang berbeda dan harganya pun lebih tinggi dibandingkan produk pertanian yang ditanam secara konvensional.


sayur organik
beras organik







produk hidroponic























Tentu itu menjadi hal yang baik bagi petani. petani yang kreatif dan berusaha lebih keras akan menuju ke arah ke 2 produk tersebut.

Namun ada sedikit perdebatan antara ke 2 produk tersebut. Pemilik produk organik mengatakan produk mereka paling baik dan pemilik produk hidroponik mengatakan produk mereka yang terbaik. ke 2 produk tersebut sebenarnya sama baiknya tergantung dari market, potensi, sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki.

Berikut keunggulan dan kelemahan masing-masing produk tersebut.

Keunggulan sistem pertanian organik
1. Ramah Lingkungan : karena semua input berasal dari bahan organikm dan alami tentu saja ramah lingkungan
2. Menggunakan sumber hara dari pupuk organik (pupuk kandang, kompos dll) yang cenderung lebih murah.
3. Menanam dilakukan di tanah : Mikro organisme tanah dan unsur hara pada tanah membantu pertumbuhan tanaman jadi cenderung lebih murah.
4. Cenderung lebih indah dipandang karena bersifat alami dan nature.

Kelemahan sistem pertanian organik
1. Masih sulit untuk diperoleh hasil yang besar karena kebutuhan akan unsur hara terbatas dari pupuk organik yang kandungan unsur haranya kecil (kecuali jika tanah sudah sehat dan dilakukan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama).
2. Karena ditanam di tanah maka kontaminasi cenderung lebih tinggi dan serangan hama dan penyakit lebih besar.
3. Karena menggunakan pestisida organik maka keefektifan pestisida relatif rendah (kecuali pada lingkungan yang sudah steril seperti green house atau lahan yang sudah sehat sehingga hama penyakit berjalan seimbang).
4. Unsur hara yang diberikan berupa pupuk kandang dan bahan-bahan organik maka harus dirubah menjadi bentuk ion (anorganik) sehingga dapat diserap oleh tanaman. dan proses tersebut perlu bantuan mikro organisme dan proses dalam tanah, sehingga ketersediaan unsur hara relatif lambat.


Keunggulan Sistem pertanian hidroponik
1. Karena sistem pertanian hidroponik tidak menggunakan tanah hanya menggunakan air sebagai media tanam maka tingkat sterilisasi cenderung lebih baik.
2. Karena ditanam biasanya pada green house maka tanaman lebih aman dari serangan hama dan penyakit.
3. Unsur hara yang diberikan sudah dalam bentuk ion sehingga langsung tersedia bagi tanaman dan dapat diserap langsung oleh tanaman.
4. Tanaman lebih cepat tumbuh karena unsur hara yang diberikan terkontrol dan langsung dapat diserap oleh tanaman.
5. Diperoleh produk yang berkualitas dan sempurna karena semua kondisi terkontrol dengan pasti (unsur hara, cuaca, suhu kelembaban, ph dll)

Kelemahan sistem pertanian hidroponik
1. Memerlukan modal yang lebih tlebih besar untuk instalasi hidroponik (Green house, pompa air, nutrisi, listrik, pipa dll)
2. Perlu ketelitian yang lebih dan ilmu pengetahuan yang lebih tinggi juga perhitungan yang tepat (seperti menghitung konsentrasi larutan, PH, Suhu, debit air dll)

Dari Keunggulan dan kelemahan masing-masing tentu saja kedua sistem pertanian tersebut dapat dilakukan terdantung potensi yang dimiliki masing-masing individu.

Berikut adalah beberapa teori yang menjelaskan apa itu pertanian organik dan pertanian hidroponik yang menjadi perdebatan yang berkaitan dengan kesehatan produk, ramah lingkungan dan pelestarian lingkungan yang menjadi isu dan trend pada pertanian saat ini dan pertanian di masa depan. yang menjadi perdebatan adalah apakah hidroponik termasuk organik, apakah nutrisi yang digunakan yang merupakan racikan pabrik dapat dikategorikan sebagai organi. perdebatan itu selalu muncul jika kita membahas organik ataupun hidroponik (anorganik)

berikut teori yang dapat sedikit menjelaskan 

Akar Tanaman Hanya Menyerap Ion Anorganik
Berdasar sumber bahan baku yang diolah menjadi energi, makhluk hidup dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Autotroph dan Heterotroph.
Kelompok Autotroph adalah organisme yang mengolah bahan anorganik sederhana, menggunakan energi alam seperti sinar matahari, menjadi bahan organik. Termasuk dalam kelompok ini diantaranya adalah tanaman hijau yang berfoto-sintesis.
Sementara kelompok Heterotroph hanya mampu mengolah bahan organik, oleh sebab itu untuk mendapatkan sumber energinya organisme Heterotroph harus memangsa organisme lain seperti manusia, tanaman carnivora dan binatang termasuk dalam kelompok ini.

Sebagai organisme Autotroph, tanaman memiliki sistem metabolisme sederhana. Nutrisi diserap akar melalui proses pertukaran ion. Hanya ion yang bisa menembus jaringan dinding akar, bukan molekul atau senyawa yang masih berukuran besar.
Bahan organik dalam wujud aslinya berupa senyawa molekuler, ukurannya terlalu besar untuk dapat menembus dinding akar. Oleh sebab itu, supaya bisa diserap akar, nutrisi atau pupuk yang dibuat menggunakan bahan baku organik terlebih dahulu harus diurai menjadi ion anorganik.
Pada media tanam tanah terdapat bakteri dan enzim yang mengurai molekul organik menjadi ion anorganik, sehingga unsur hara yang berasal dari bahan organik bisa diserap oleh akar.

Pada pertanian Hidroponik tidak menggunakan media tanam tanah dan tidak menggunakan pupuk seperti pupuk kandang. Bahkan sebenarnya media tanam yang digunakan pada Hidroponik disyaratkan harus steril. Artinya, media tanam Hidroponik tidak mengandung bakteri pengurai.
Karena tanaman hanya menyerap ion anorganik, sementara pada media tanam Hidroponik tidak terdapat bakteri pengurai, maka nutrisi untuk Hidroponik harus sudah dalam bentuk senyawa ionik, supaya pada saat terkena air segera terurai menjadi ion, dan dapat diberikan dalam takaran sesuai kebutuhan tanaman. Karena nutrisi hidroponik sudah berupa ion dan sudah lengkap mengandung unsur hara makro dan mikro maka nutrisi hidroponik dapat langsung diserap oleh akar tanaman tanpa merubahnya lagi menjadi bentuk ion seperti yang terjadi pada tanamanb organik. 
Dari penjelasan di atas tentu saja budidaya hidroponik tidak dapat disamakan dengan budidaya organik meskipun unsur hara yang diserap tanaman nantinya adalah berupa ion (Anorganik).

Mari kita membuka mata dan pikiran dan tanpa harus memperdebatkanya. kedua sistem tersebut organik maupun hidroponik sama-sama memiliki keunggulan. 
Jika market (pasar) mengkehendaki produk organik atau kalian ingin berbudidaya organik maka lakukanlah sesuai ketentuan organik. jika market membutuhkan tanaman dipupuk dengan pupuk organik maka lakukanlah itu. Karena market organik memiliki peraturan dan ketentuan sendiri seperti yang terdapat pada persyaratan produk organik (Inofice, lesos, organik indonesia, IMO,IFOAM dll). semua sudah diatur di dalamnya apa yang bole dan apa yang tidak bole dilakukan. Kita sebagai petani tujuan akhir bukankah produk yang kita hasilkan bisa laku dan diterima oleh pasar, oleh karena itu lakukanlah sesuai kebutuhan pasar. Tujuan dari pertanian organik ini yang utama tentu saja untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pupuk kimia yang berlebih dan penggunaan pestisida yang berlebih dan mulai kembali ke alam. Dengan ber organik petani kembali menghargai kearifan lokal budaya mereka, kembali mencintai alam sehingga alam tetap lestari dan tetap dapat dinikmati keindahanya. Tentu saja hal tersebut merupakan tujuan yang mulia dan patut untuk dikerjakan.

Untuk market hidroponik memiliki pangsa pasarnya sendiri, tujuan dari teknologi ini tentu saja diperoleh produk yang berkualitas, memiliki nilai gizi yang tinggi berpenampilan cantik dan sempurna dan keunggulan lain dari produk hidroponik. Teknologi ini sangat berkembang di daerah negara maju karena tuntutan dari jumlah penduduk yang super banyak dan lahan pertanian yang dimiliki kurang tersedia. 

coba bandingkan sistem pertanian hidroponik ini :
https://www.youtube.com/watch?v=o1QXCnC-2h4
dan sistem pertanian organik ini
https://www.youtube.com/watch?v=k6MCtft52Ek
(Jatiluwih Bali sudah menjadi kawasan padi organik di Bali, terkenal dengan padi lokal merah bali dan padi lokal putih mansur)

Pertanian organik
Pertanian Hidroponik

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi
jangan lupa di like dan di share