Senin, 25 Desember 2023

IDE RISET TUGAS AKHIR SKRIPSI TOPIK PERTANIAN (BERDASARKAN KISAH NYATA DI LAPANGAN)

 

PENDAHULUAN

Sebagai seorang akademisi dan juga seorang petani, banyak hal baru yang saya temui saat menjadi petani. Dalam meningkatkan hasil produksi pertanian diperlukan berbagai kajian dan teknologi baru. Namun sering kali kajian dan teknologi tersebut berbeda dengan yang ada pada buku literatur. Sebagai seorang akademisi mungkin kelemahan saya yang kurang membaca literatur. Namun selama saya membaca literatur sampai saat ini banyak yang berbeda dari yang saya temui di lapangan. Apalagi buku pertanian yang ditulis tidak berdasarkan riset dan kajian ilmiah. Meskipun ada yang berdasarkan riset namun cenderung dilakukan hanya sekali dan tidak berulang. Menurut saya buku yang bagus ditulis berdasarkan penelitian yang berulang dan dikaji secara konsisten. Karena ilmu pertanian yang sangat dipengaruhi oleh alam baik iklim dan cuaca dan juga lingkungan berubah dengan sangat cepat.

Keinginan untuk terus berinovasi dan mampu meningkatkan produksi tanaman yang berdampak kepada profit terus saya lakukan. Dalam rangka meningkatkan hasil produksi tersebut saya akan menulis beberapa hal yang saya temui di lapangan yang saya anggap janggal dan belum saya temukan jawabannya di dalam literatur. Sekali lagi mungkin karena kekurangan kemampuan saya membaca banyak literatur. Harapan dari tulisan ini ada masukan dari pembaca dan juga sebagai pengingat bahwa ada teknologi yang harus diperbaharui untuk meningkatkan hasil produksi. Semoga teknologi itu saya bias temukan di kemudian hari.

Tulisan ini juga mungkin dapat menginpirasi adik adik mahasiswa untuk melakukan penelitian yang baik. Karena banyak saya lihat di sosmed adik adik mahasiswa bertanya apa judul penelitian yang sebaiknya di angkat dalam tugas akhirnya. Seolah olah judul penelitian sudah habis. Dimana sebenarnya banyak hal yang bias dikerjakan asal mau terjun aktif menanam di lapangan. Semoga tulisan ini dapat dibaca bagi adik adik mahasiswa yang memerlukan judul penelitian.

Berikut beberapa hal yang saya temui di lapangan yang sangat perlu untuk dicari solusi permasalahannya.

1.    Perbedaan pertumbuhan tanaman brokoli di hidroponik dan di tanah.

Ada hal unik yang saya temukan di dalam budidaya hidroponik yang saya lakukan dibandingkan dengan budidaya yang saya lakukan di tanah. Jika kita menanam brokoli (jenis Brasica) jika di tanam di hidroponik memerlukan nutrisi yang sangat tinggi untuk dapat menghasilkan bunga dan dapat dipanen, nutrisi mencapai 2000 ppm-2500 ppm, nutrisi yang sangat tinggi untuk jenis tanaman sayur. Sedangkan saat saya menanam brokoli di tanah, dengan Teknik full organic, brokoli masih dapat tumbuh dengan baik mencabai bobot Bungan 200-300g. Meskipun belum merupakan bobot ideal, dimana bunga brokoli dengan perlakuan kimia mampu mencapai bobit bunga hingga 400-500g per bunga. Hal tersebut sangat membingungkan bagi saya yang telah melakukan kedua teknik tersebut .

2.      Perbedaan kebutuhan nutrisi AB mix antara media rock wool dan media substrat (sekam bakar atau cocopet dan media substrat lainnya)

Saat menanam menggunakan media rockwool dimana tanaman yang telah sasya tanam seperti mint, selada, pakcoy, sayur hijau, seledri. Terdapat kecenderungan penggunaan nutrisi yang dihabiskan pada media rockwool lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan media substrat di atas (media substrat tersebut saya menggunakan gelas aqua). Padahal secara teori dalam hidroponik media tidak memiliki peranan hanya sebagai tempat menopang tubuh tanaman.

Tanaman selada kriting di hidroponik cenderung memiliki bobot yang kurang dibandingkan di tanah, dan memiliki mentuk nyang cenderung kuncup tidak seperti di tanah yang memiliki bobot hingga 500 g dan bentuk yang mekar.

4.       Tanaman selada di dalam green house yang full tertutup (tertutup insec net di tepi green house) cenderung lebih sering terkena serangan jamur dibandingkan dengan green house yang model tunnel (Tanpa dinding insec net)

5.       Tanaman timun masih dapat berbuah normal dalam system hidroponik meski menggunakan nutrisi daun (vegetatif) padahal timun merupakan jenis tanaman buah. Karena saya pernah menanam timun bersamaan dengan selada dan pakcoy. Hasil dari tanaman timun tergolong normal. Jika diperoleh formulasi nutrisi yang baik untuk beberapa jenis tanaman maka akan dapat menekan biaya petani.

6.      Media dalam pembuatan bibit dimana hasil dari campuran media , tanah, kompos, sekam bakar dan cocopeat memiliki perbedaan yang sangat signifikan antara menggunakan sekam bakar utuh (yang di bakar Teknik sangria) dibandingkan sekam bakar hancur (sisa limbah oven pabrik selip gabah) padahal sama-sama jenis sekam bakar.

7.      Saat membuat media pembibitan (sayur) Perbedaan media tanam bibit antara tanah yang yang di ambil di daerah A dan daerah B menghasilkan pertumbuhan bibit yang berbeda. Padahal jika di teorikan bibit yang siap tanam di umur 14-21 hari (umur pendek) harusnya jenis tanah tidak membedakan hasil pertumbuhan bibit meski komposisi sekam bakar, cocopeat dan komposnya sama. Yang berbeda hanya tanah nya yang diambil dari daerah yang berbeda.

8.     Dalam hidroponik diperlukan air yang berkualitas karena tanaman hanya hidup hanya mengandalkan air. Air yang baik dan harganya murah akan menentukan keberhasilan budidaya hidroponik. Dari pengalaman air hujan yang di tamping dalam bak tertutup memiliki kualitas lebih baik dibandingkan air hujan yang ditampung di kolam (bak terbuka) sedangkan biaya membuat bak tertutup jauh lebih besar dibandingkan biaya membuat kolam (bak terbuka).

    PENUTUP

        Demikian beberapa ide penelitian yang dapat dicoba untuk diteliti dijamin hasilnya akan sangat bermanfaat, terutama bagi saya. Pengalaman saat menjadi mahasiswa baik S1 dan S2 saya merasakan penelitian yang baik akan membawa kepercayaan diri kita menjadi seorang ahli  pertanian. Baik saat berhadapan dengan petani ataupun saat di depan HRD. Semoga bermanfaat.  


    Dokumentasi kebun

    













Tidak ada komentar:

Posting Komentar