BUDIDAYA CABAI RAWIT DENGAN SISTEM ORGANIK BEBAS HAMA PENYAKIT DAN VIRUS
Budidaya tanaman secara organik (pertanian ramah lingkungan) sudah menjadi tren saat ini namun perlu diperhatikan bahwa petani haus siap akan resiko dan kendala yang akan dihadapi. Meskipun terkesan susah dan rumit namun jika sudah dicoba dan dipahami pertanian organik akan menjadi sangat menyenangkan. keunggulan sistem pertanian organiak antara lain
1. Menyehatkan, baik manusia dan lingkungan : karena tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia tentu saja sangat menyehatkan bagi alam. Mikro organisme baik yang bermanfaat bagi alam tetap terjaga kelestariannya. selain itu petani juga menjadi sehat karena tidak menyemprot dengan pestisida kimia. Biasanya petani akan merasa tenggorokan serat dan batuk batuk jika menggunakan pestisida kimia.
2. Tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit : Hal itu disebabkan dalam pertanian organik yang menggunakan bahan-bahan organik dimana bahan organik telah mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap sehingga pertumbuhan tanaman akan menjadi sehat. selain itu tanah yang dipupuk dengan pupuk organik juga sehat dan dapat menjadi tempat tumbuh yang baik bagi tanaman. bayangkan nenek kakek kita dulu bertani hanya mengandalkan pupuk hijau dan kotoran sapi untuk bertani namun tetap berhasil dan dibuktikan cucu cucunya tidak kelaparan (ilustrasi).
3. Biaya Saprodi menjadi berkurang :Karena menggunakan bahan-bahan alam yang bersifat alami yang mudah didapat dan mudah untuk dibuat seperti pupuk kandang dan pupuk hijau dan pestisida dari jamu-jamuan (daun sereh, daun intaran, daun kompre dll) semua didapat dengan mudah di alam.
4. Harga komoditi yang lumayan mahal : Saya katakan lumayan mahal karena saat ini tren sudah mulai mengarah ke pertanian organik namun belum sepenuhnya masyarakat menghargai produk sehat dan ramah lingkungan ini.
Namun perlu juga dicermati dan dipelajari komoditi apa yang hendak ditanam dan dibudidayakan. Saya ada 1 contoh dan pengalaman. Budidaya tanaman cabai rawit yang dilakukan di daerah marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Budidaya cabai rawit (di bali dikenal dengan cabai sret). Budidaya cabai sret ini dilakukan karena khusus untuk di bali harga cabai ini tidak pernah turun drastis seperti cabai besar. harga cabai ini cenderung stabil dan bahkan dapat naik hingga 100 ribu per kg tergantung musim dan permintaan.Apalagi untuk di Bali permintaan akan cabai ini sangat tinggi karena cabai ini sangat cocok untuk masakan bali (base genep dan lawar) Budidaya cabai di sini dilakukan pada tanah sawah kira-kira pada ketinggian 600 dpl. Petani hanya menggunakan pupuk kompos yang berasal dari kotoran sapi yang telah mengalami proses dan fermentasi. Untuk mengendalikan hama dan penyakit dilakukan dengan pestisida alami dan jamu-jamuan. Selain itu petani juga Menambahkan MOL (mikro organisme Lokal buatan petani) sebagai hormon dan pestisida (pembuatan MOL akan dibahas pada tulisan berikutnya). dan terbukti cara tersebut sukses pada tanaman cabai sret ini. bahkan dari pengamatan saya tanpa ada serangan kutu, jamur dan bahkan VIRUS.
Jadi buat kita yang ingin berbudidaya organik pastikan memahami karakteristik alam dan tanaman yang hendak dibudidayakan. Meskipun tidak semua komoditi dapat dengan mudah dibudidayakan secara organik namun percayalah beberapa komoditi sangan baik ditanam dengan metode ini.
berikut contoh tanaman cabai rawit Tersebut
Ini Penulis Nampang Exsis
I Made Surya Adi Putra, SP
Www.gemini-virus-cabe.blogspot.co.id. Saya postkan artikel dan foto foto penanganan gemini. Semoga bermanfaat bg mitratani. Terimakasih....
BalasHapuswah, kalau organik apalagi menerapkan GAP maka sudah pasti harganya akan menjadi lebih mahal.
BalasHapusBtw, jika kamu anak kota dan pengen juga bercocok tanam khususnya hidroponik, tapi masih bingung dengan segmen pasarnya, tenang. Kami punya solusi,
langsung klik dibawah, jadilah petani modern yang trendy,
https://agrositex.blogspot.com/2019/03/budidaya-hidroponik-di-daerah-perkotaan.html