Kamis, 15 Desember 2022

BIOCHAR” LIMBAH PEMBENAH TANAH, SOLUSI DALAM MENGHEMAT PENGGUNAAN PUPUK KIMIA

 

A.    Pendahuluan

Tanah pertanian yang kurang subur mengakibatkan tanaman kurang sehat. Selain itu, dapat menyebabkan pertubuhan tanaman terhambat. Tanah yang memakai pupuk kimia yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Hal ini disebabkan oleh kandungan magnesium dan kalsium yang berlebihan dalam tanah. Kandungan tersebut membuat kondisi pH tanah menjadi terlalu basa (http://himatan.ilmutanah.unpad.ac.id).

Sistem pertanian yang dikembangkan dewasa ini dituntut mampu bertahan untuk masa depan. Tuntutan ini terutama ditujukan dalam mengelola sumber daya alam sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Selain itu, diharapkan pula adanya konservasi sumber daya alam. Dalam waktu yang  bersamaan, diupayakan pula agar kualitas lingkungan dapat ditingkatkan dan dipertahankan.

Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat mengakibatkan mengerasnya tanah. Selain itu tanah akan kehilangan porositnya. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk meningkatkan kadar asam dalam tanah, asam klorida, dan asam sulfat dalam tanah melarutkan remah-remah tanah yang kaya akan mineral dan masih ada sisa zat kimia yang akan tertinggal di tanah ( https://new.litbang.pertanian.go.id/). Zat kimia inilah yang nantinya dapat mengikat tanah dan membuatnya menjadi lengket. Dengan sendirinya, tanah tidak lagi gembur, efeknya tanah tidak menjadi keras tetapi juga masam.  Kondisi ini bisa mengurangi atau menghilangkan beberapa unsur hara yang tersedia untuk tanaman dan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh.

Untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia pada pertanian bisa menggunakan biochar/arang dalam pembaikkan tanah pada pertanian. Biochar atau lebih dikenal sebagai arang tidak terlepas dari kehidupan bangsa Indonesia. Biochar adalah bahan padat karya karbon hasil konservasi dari limbah organik (biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas atau pyrolysis (https://fp.unila.ac.id).

Biochar digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar dan sumber panas). Biochar juga digunakan untuk membakar bahan makanan, seperti sate atau ikan. Selain digunakan sebagai bahan bakar dan sumber panas, di dalam bidang pertanian biochar atau arang dapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah. Menurut Nurida (2015:ix), biochar digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah, seperti struktur tanah, aerasi tanah, keresediaan air, hara dan menurunkan kemasaman tanah. Tidak kalah pentingnya, biochar juga dapat membantu konservasi karbon di dalam tanah karena sifatnya yang sulit terdekomposisi sehingga mampu bertahan sampai ratusan tahun di dalam tanah.

Lahan pertanian yang kurang subur dan kebanyakan rusak dikarenakan terlalu banyak menggunakan pupuk kimia. Pupuk kimia menyebabkan kemasaman tanah menjadi tinggi. Hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan tanaman.  Penggunakan pupuk kimia secara terus menerus, akan menimbulkan dampak negatif  bagi tanah dan lingkungan sekitar.  Penggunaan pupuk kimia sangat menguras biaya, dikarenakan pupuk kimia sekarang harganya terus meningkat.

Jadi, sebagai solusi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia penulis menggunakan biochar kayu, bambu, sekam, dan kulit kopi. Biochar ini penulis yakini dapat berfungsi untuk pembenahan tanah dan perbaikan tanah.

 

B.     Pembahasan

            Biochar adalah bahan padat karya karbon hasil konversi dari limbah organik (biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna (https://fp.unila.ac.id/pemanfaatan-biochar-dalam-pertanian-dari-limbah-menjadi-berkah/). Pembakaran tidak sempurna dilakukan dengan alat pembakaran, seperti  drum bekas dan kontiki. Pembakaran juga dapat dilakukan tanpa pirolasator. Hal ini bergantung kepada jenis bahan bakunya sendiri. Biochar terdiri atas unsur-unsur, seperti karbon, hidrogen, belerang, oksigen, dan nitrogen serta mineral dalam fraksi abu dan tidak terbakar pada proses pirolisis serta tidak mengandung unsur karbon(https://ppnp.ejournal.id/agro/article/download/223/172/).

              Di Indonesisa potensi penggunaan biochar  sangat besar mengingat bahan bakunya seperti sekam padi, kulit kopi, kayu, bambu, dan bahan lainnya yang sejanis banyak tersedia. Optimalisasi penggunaan bahan kering sebagai penyedia pangan perlu dilalui dengan upaya perbaikan dan konversi lahan agar kualitas tanah meningkat. Komposisi tanah yang ideal mengandung 5% bahan organik. Akan tetapi nilai tersebut sangatlah jarang ditemukan di tanah pertanian di tempat kita terutama pada lahan kering. Kehilangan bahan organik sebagian besar karena proses dekomposisi dan degradasi lahan. Untuk itu, diperlukan upaya untuk perbaikan tanah (https://fp.unila.ac.id/pemanfaatan-biochar-dalam-pertanian-dari-limbah-menjadi-berkah/).

Biochar adalah arang yang mengandung karbon yang merupakan nutrisi penting bagi sejumlah tanaman. Arang juga bagus untuk meningkatkan kadar pH tanah. Biochar juga sebagai media untuk menetralisasi kadar air dan mengurangi racun yang diakibatkan oleh residu pupuk kimia dan kejadian lain pada tanah. Penambahan biochar dalam tanah dapat meningkatkan jumlah fosfor dan kation tanah. Biochar juga lebih efektif dalam retensi hara dan ketersediaannya bagi tanaman dibandingakan bahan organik lain seperti kompos atau pupuk kandang.(https://www.litbang.pertanian.go.id).  

Pengaplikasian biochar ke lahan pertanian dapat meningkatkan kemampuan tanah menyimpan udara dan hara. Biochar dapat mengurangi penguapan udara dari tanah dan menekan perkembangan penyakit tertentu. Selain itu, biochar mampu menciptakan habitat yang baik untuk mikrooganisme simbiotik.

Tanah juga merupakan faktor eksternal kunci dalam petumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanahnya sehat. Kesuburan atau kesehatan tanah perlahan-lahan akan mengalami degradasi yang akan perpengaruh pada perkembanggan tanaman.

Dewasa ini, upaya yang dilakukan para petani untuk membantu menyuburkan tanah dan perkembanggan tanaman secara optimal, yaitu melalui2 penggunaan bahan kimia. Namun demikian, penggunaan bahan kimia sangat beresiko. Mengapa demikian? Karena penggunaan  bahan kimia secara terus menerus bukannya akan menimbulkan hal positif namun akan memberikan dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbukan di antaranya dapat membuat tanah mengeras dan kehilangan porositasnya. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahan kimia yang  cenderung meningkatkan kadar asam dalam tanah (https://new.litbang.pertanian.go.id/.)

Penggunaan biochar adalah cara untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia secara terus-menerus yang dapat mencemari lingkungan sekitar. Biochar adalah pembenah tanah yang dapat memperbaiki kesehatan tanah secara permanen. Biochar  juga dapat meningkatkan  serapan unsur hara, mengurangi pencucian hara, menambah daya tampung air dan degradasi kesehatan tanah, meningkatkan kapasitas pertukaran kation (KTK), meningkatkan biomassa dan kelimpahan mikroorganisme dan membantu menetralkan pH tanah. Selain itu, biochar mampu bertahan lama di tanah (<400 tahun) karena sulit terdekomposisi. Fungsi utama biochar adalah sebagai pembenah tanah yang mampu meningkatkan produktivitas lahan pertanian, terutama yang telah mengalami proses degradasi, mencengah pencemaran lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca (http://dinpertanpangan.demakkab.go.id).

Biochar dapat digunakan secara tunggal tanpa campuran bahan lain. Biochar dapat pula diberi campuran kompos atau kotoran hewan yang telah dikomposkan. Untuk mempercepat pemulihan sifar-sifat tanah, sebaiknya biochar diformulasikan dengan bahan lain yang berasal dari bahan organik. Pembuatan biochar menggunakan sisa hasil tanaman dari lahan yang diusahakan. Biochar dapat juga disosialisasikan sebagai pertanian tanpa limbah. Semua bahan  organik yang mudah terdekomposisi dan atau yang sukar terdekomposisi dikembalikan ke lahan pertanian. Hal ini dimaksudkan agar daya dukung dan kesehatan lahan pertanian dapat terpelihara selama masih diusahakan sebagai tempat budidaya tanaman.

Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan pengamatan tentang pengimplementasian biochar pada tanaman pakcoy, brokoli, sayur hijau, dan bunga kol. Pengamatan dilakukan mulai Kamis, 17 Maret  2022 pada lahan seluas 5 are bertempat di Br. Selantang, Desa Belok/Sidan. Dalam kegiatan di lapangan, penulis menggunakan beberapa jenis biochar. Setiap biochar diberikan kode tersendiri sebagai berikut.

A         : Biochar kulit kopi

B         : Biochar bambu

C         : Biochar sekam

D         : Biochar kayu

E          : tanpa perlakuan (kontrol)

Berdasarkan kode di atas, dalam pemberian perlakuan menggunakan biochar/arang kopi, kayu bekas, sekam, bambu bekas, dan kontrol (tanpa perlakuan).

Dalam pengamatan yang sudah dilakukan selama penanaman pengimplementasian atau penerapan biochar dari awal panen terdapat hal-hal sebagai berikut. Penerapan biochar pada tanaman pakcoy,tanaman pakcoy mengalami perkembangan lebih cepat, jumlah daun pakcoy lebih banyak dan serangan hama lebih sedikit ketimbang tanaman pakcoy tanpa perlakuan (kontrol).

Kemudian perlakuan biochar pada tanaman sayur hijau, tanaman sayur hijau mengalami pertumbuhan daun yang lebih lebar dan pertumbuhan tanaman sayur hijau lebih cepat. Selanjutnya pemberlakuan biochar pada tanaman bunga kol mengalami hal sebagai berikut. Pertumbuhan tanamanbunga kol lebih subur dibandingkan tanaman bunga kol yang tanpa perlakuan (kontrol).

Perlakuan biochar yang terakhir pada tanaman brokoli mengalami hal sebagai berikut. Ukuran daun brokoli lebih lebar dan tanaman brokoli lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman brokoli yang tanpa diberikan perlakuan (kontrol). Hasil pengamatan dan perlakuan selengkapnya telah disertakan dalam lampiran.

Dari hasil pengamatan di atas dapat dinyatakan bahwa pengaruh biochar sangat signifikan terhadap tanaman. Biochar dapat meningkatkan kualitas tanaman. Biochar juga dapat meningkatkan kesuburan dan mampu meningkatkan produktivitas pertanian.

 

C.    Penutup

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan mengimplementasikan biochar mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia. Dalam perkembangannya, biochar dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk berbagai manfaat, terutama sebagai pembenah tanah. Untuk masa akan datang, lahan kering dampaknya menjadi tumpuan bagi penyediaan pangan karena makin tingginya laju konversi lahan sawah irigasi untuk keperluan nonpertanian. Optimalisasi pemanfaatan lahan kering untuk budidaya tanaman pangan perlu diawali dengan upaya rehabilitasi lahan agar tanaman dapat berproduksi optimal dan berkelanjutan.

Sosialisasi manfaat, ketersedian bahan baku, teknik pembuatan dan cara aplikasi biochar kepada masyarakat petani perlu selalu dilakukan dan dilibatkan sebanyak mungkin. Ke depan diharapkan biochar akan lebih memasyarakat dan berkembang di tingkat petani. Dengan demikian akan terjadi peningkatan produktivitas lahan dan pendapatan petani serta kelestarian lingkungan tetap terjaga.

 

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

Cyber Extension. Materi Penyuluhan: Biochar atau arang dan Manfaatnya. Rabu, 25 Agustus 2021. Diakses pada 21 Maret 2022. Diakses dari http://cybex.pertanian.go.id/artikel/98673/biochar-atau-arang-dan-manfaatnya/.

 

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak. Biochar atau Arang dan Manfaatnya (Artikel). 30 Agustus 2021. Diakses pada 11 Maret 2022. Diakses dari http://dinpertanpangan.demakkab.go.id

 

Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pemanfaatan Biochar dalam Pertanian, dari Limbah menjadi Berkah. 4 Desember 2021. Diakses pada 10 Mei 2022. Diakses dari https://fp.unila.ac.id. 

 

Himatan Faperta Unpad. 22 November 2019. Efek Penggunaan Pupuk Berlebih. Diakses pada 20 Maret 2022. Diakses dari http://himatan.ilmutanah.unpad.ac.id

 

Info Teknologi. Pembuatan Biochar untuk Pembenah Tanah. 02 Agustus 2021. Diakses pada 20 Mei 2022. Diakses dari https://new.litbang.pertanian.go.id/.

 

J. Agroplantae, Vol. 9 No. 2 (2020) September : 82-94. Sukmawati. Bahan Organik menjanjikan dari Biochar Tongkol Jagung, Cangkang Dn Tandan Kosong Kelapa Sawit Berdasarkan Sifat Kimia. Diakses pada 9 Mei 2022. Diakses dari (https://ppnp.ejournal.id/agro/article/download/223/172/.

 

Nurida, Neneng L., Achmad Rachman, dan S. Sutono. 2015. Biochar Pembenah    

Tanah yang Potensial. Jakarta: IAARD Press.






(Sumber: Instagram @alfagro)


🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

DAPATKAN INFORMASI TERBARU SEPUTAR PERTANIAN DAN PELUANG BERKOLABORASI BERSAMA 
081236958275

1 komentar:

  1. Saya sangat tertarik dengan biochar sebagai Pupuk Organik. Tapi saya masih takut efek terlalu subur

    BalasHapus